Jumat, 17 September 2010

Mengenal behaviorisme, sebuah filsafat pendidikan

PENGERTIAN BEHAVIORISME
Sebelum munculnya teori kontemporer pendidikan terdapat berbagai fisolofi yang mempengaruhi dunia pendidikan baik yang dikategorikan filosofi tradisional maupun modern. Adapun filosofi tradisional tersebut adalah Idealisme, Realisme, dan Neo-Skolastikisme. Sedangkan yang tergolong dalam filosofi modern adalah Pragmatisme, dan Eksistensialisme. Filosofi-filosofi ini sangat mempengaruhi arah pendidikan pada setiap zaman. Dalam perkembangannya dan di dalam pengaruh berbagai arus filosofi, pendidikan itu sendiri terus bergumul dengan berbagai masalahnya dan menghasilkan berbagai teori pendidikan yang oleh George R. Knight disebut sebagai teori kontemporer pendidikan. Behaviorisme adalah salah satu di dalamnya.

A. Latar Belakang
Sebelum memahami pengertian dan materi yang terkandung dalam behaviorisme sangatlah penting untuk memahami lebih dahulu akar dari munculnya behaviorisme. Behaviorisme berakar dari tiga filosofi yang sudah ada sebelumnya. Filosofi itu adalah:
1. Realisme
Realisme adalah aliran filosofi yang melihat bahwa kenyataan adalah berkenaan dengan benda-benda yang beroperasi menurut hukum alam. Dengan berakar pada realisme, behaviorisme memfokuskan pada hukum-hukum alam. Makhluk hidup dari perspektif kaum behavioris merupakan bagian dari alam dan sebagai akibatnya beroperasi menurut hukum-hukum alam. Tugas kaum behavioris adalah menyelidiki organisme yang hidup, termasuk manusia, dalam usaha menemukan hukum-hukum tingkah laku. Setelah hukum-hukum ini ditemukan mereka akan menetapkan dasar bagi teknologi behavior (tingkah laku). Dalam hal ini manusia dipersamakan dengan makhluk hidup lain, terutama hewan.
2. Positifisme
Dengan berakar pada filosofi positifis maka pembuktian empiris merupakan pusat dari metodologi behavior.
Dalam buku “Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif” Bambang Subagyo menyatakan bahwa empirisme mengacu kepada seseorang yang menjalankan sesuatu semata-mata berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman. Dari konsep tersebut ilmu pengetahuan mendasarkan pengetahuannya ada pengamatan peristiwa-peristiwa tertentu yang dilakukan secara cermat.
3. Materialisme
Materialisme adalah teori bahwa kenyataan dapat dijelaskan dengan hukum-hukum dari masalah.
Dengan berdasar kepada pada tiga filosofi diatas muncullah berbagai tokoh yang melakukan pengamatan tingkah laku dengan cermat terhadap hewan yang kemudian menghasilkan teori tingkah laku yang bernama behaviorisme.

B. Pengertian Behaviorisme
Behaviorisme adalah aliran psikologi yang kemudian sangat berpengaruh terhadap bidang pendidikan yang menekankan pada tingkah laku/perilaku manusia (individu) sebagai makhluk yang reaktif yang memberikan respon terhadap lingkungan di sekitarnya. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku orang tersebut.
Behaviorisme muncul awalnya melalui penelitian Psikolog Rusia bernama Ivan Pavlov (1849-1936). Penelitian yang dilakukan Ivan Pavlov adalah penelitian yang dilakukan terhadap beberapa anjing. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pavlov, anjing-anjing yang ada di laboratoriumnya mulai mengeluarkan air liur pada saat mereka diberi makan, bahkan sebelum mereka bisa melihat atau mencium aroma makanannya. Anehnya, mereka mengeluarkan air liur ketika mereka melihat penjaganya atau pada saat mereka mendengar langkah kaki penjaganya. Selanjutnya penelitian sederhana ini membimbing Pavlov untuk melakukan serangkaian percobaan yang cukup terkenal; dia akan membunyikan bel atau suara berdengung – yang dua-duanya tidak menyebabkan anjing berliur – dan kemudian dengan Pavlov memberi makan anjing-anjingnya, sebuah stimulus yang mengarah pada keluarnya liur. Dengan segera Pavlov menemukan bahwa apabila prosedur yang sama diulang sesering mungkin, bunyi bel dan dengung saja sudah mengakibatkan keluarnya air liur. Penelitian Pavlov ini kemudian menghasilkan teori stimulus-respon yang bernama classical Condisioning.
John B. Watson (1878-1958), mengikuti petunjuk Pavlov, menegaskan bahwa tingkah laku manusia adalah persoalan dari refleks-refleks yang dikondisikan. Watson mendalilkan bahwa psikologi sebaiknya menghentikan studi tentang apa yang manusia pikir dan rasakan, dan mulai mempelajari apa yang dilakukan orang-orang. Bagi Watson, lingkungan adalah pembentuk tingkah laku utama. Ia berpendapat bahwa lingkungan anak dapat dikendalikan, kemudian ia dapat mengatur anak ke dalam banyak tipe manusia yang diinginkan.
Tokoh Behavioris yang paling berpengaruh adalah BF. Skinner. Teori tingkah laku Skinner yang terkenal bernama Operant Conditioning. Teori ini berdasar dari Eksperimen yang dilakukan oleh Skinner. Dalam Eksperimen tersebut, seekor tikus diletakkan dalam kotak (Skinner Box). Lefrancois (2000.132) mengatakan untuk eksperimennya, kotak tersebut berisi sebuah pengungkit, sebuah tali, sebuah jaring bermuatan listrik yang terletak di lantai, dan sebuah baki makanan, semuanya diatur sedemikian rupa sehingga apabila tikus menekan pengungkit, lampu akan menyala dan sebutir makanan akan masuk ke dalam baki makanan. Pada kondisi seperti itu, kebanyakan tikus akan dengan segera belajar menginjak pengungkit, lampu akan menyala dan sebutir makanan akan masuk ke dalam baki makanan. Pada kondisi seperti itu, kebanyakan tikus akan dengan segera belajar menginjak pengungkit, dan mereka akan melakukan hal serupa selama beberapa waktu meskipun mereka tidak selalu memperoleh makanan setiap kali mereka menekan pengungkit. Demikian pula tikus tersebut dapat dengan tiba-tiba diarahkan untuk menolak pengungkit jika pada saat menekannya akan mengaktifkan arus listrik pada lantai jaring. Tetapi, tikus-tikus tadi juga akan belajar menekan pengungkit untuk memadamkan arus listrik.
Eksperimen ini menghasilkan teori tingkah laku yang menekankan bahwa tindakan-tindakan seseorang dapat diarahkan melalui reinforcement/penguatan dan punishment/hukuman.

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN BEHAVIORISME
Terhadap bidang pendidikan behavorisme memberi pengaruh sangat besar, terutama pada abad pertengahan. Berikut ini prinsip-prinsip pendidikan behaviorisme:
a. Manusia adalah binatang yang berkembang lebih dari lainnya dan ia belajar dalam cara yang sama yang dipelajari oleh binatang-binatang lain
Manusia tidak memiliki banyak martabat atau kebebasan yang khusus. Benar bahwa manusia adalah organism alam yang kompleks, tetapi terutama ia masih merupakan bagian dari kerajaan binatang. Tugas dari behavioris adalah mempelajari hukum-hukum tingkah laku. Hukum-hukum ini sama bagi semua binatang. Termasuk manusia.
b. Pendidikan adalah proses pengaturan tingkah laku
Dari perspektif behavioris orang deprogram untuk bertindak dengan cara-cara tertentu melalui lingkungan mereka. Mereka diberi penghargaan karena tindakan dari beberapa cara dan dihukum karena tindakan dengan cara lain. Aktivitas-aktivitas yang menerima penghargaan positif tersebut cenderung diulang, sementara penghargaan negatif cenderung dimatikan. Tugas pendidikan adalah menciptakan lingkungan belajar yang mengarahkan pada tingkah laku yang diinginkan. Pendidikan di sekolah dan institusi pendidikan lainnya kemudian dipandang sebagai lembaga pendesainan budaya.
c. Peran guru menciptakan lingkungan belajar yang efektif
Skinner menyatakan bahwa murid-murid itu belajar dalam kehidupan sehari-hari melalui konsekuensi dari tindakan mereka. Tugas guru itu mengatur lingkungan belajar yang akan menyediakan penguatan untuk tindakan murid yang diinginkan . Berikut ini contoh lingkungan belajar yang harus dikondisikan guru:
d. Efisiensi, ekonomi, ketelitian, dan obyektifitas adalah pusat perhatian nilai dalam pendidikan
Teknik-teknik tingkah laku dalam behaviorisme telah diaplikasikan untuk praktek-praktek bisnis, seperti managemen sistem, periklanan, dan promosi penjualan dengan banyak sukses. Hal ini mengarahkan sektor besar dari komunitas untuk bekerjasama dengan kaum behavioris psikologis untuk menjadikan sekolah-sekolah dan pendidik-pendidik itu “bertanggungjawab” (bisa melakukan pengkondisian). Gerakan bertanggungjawab ini telah berusaha memperbaiki tanggungjawab hasil pendidikan – apa yang dipelajari anak – pada mereka yang melaksanakan pengajaran. Hal ini telah menstimulasikan perhatian dalam pengaplikasian teknik, obyektif, dan pelaksanaan managemen usaha yang berdasarkan pengukuran dalam konteks sekolah.

DAFTAR KEPUSTAKAAN


Knight, R. George. Isu-Isu Alternatif dalam Filosofi Pendidikan. (Bogor: Penerbit Yayasan Kasih Abadi, 2000)

Rizky. Behaviorisme Dipandang dari Segi Psikologi Islam. Http/: Dekrisqi@Blogspot.com. Internet

Subagyo, Bambang. Pengantar Riset Kuantatif dan Kualitatif (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2001)

Zidniyati. Behaviorisme And Social Learning Theory . intern

1 komentar:

  1. Terima kasih mas candra atas tulisan nya. ini sangat bermanfaat untuk dibaca...sukses slalu

    BalasHapus